Sticusa
Molenvliet 15 Gedung Arsip
Jl. Gajah Mada 13
JAKARTA
Semantara itu, pada tahun 1948 dibentuk Komisi Reinink, yaitu ''STICUSA''. Tujuannya ialah menggalakkan kebudayaan di wilayah-wilayah di seberang laut, didukung oleh rasa saling menghormati dan oleh pertukaran budaya. Kantor pusatnya di Amsterdam dipimpin oleh direktur C. Meuleman, sedang Prof. J.H.A. Logeman diangkat sebagai ketua yayasan itu.
Selain kantor yayasan di Jakarta (yang dikelola oleh O.W.P. Mohr, Anton Koolhaas dan Henk de Bie), dibuka juga kantor yang bertempat dalam bangunan yang disebut Fort Rotterdam di Makasar (Sulawesi). Kegiatan yayasan itu terdiri dari pemberian sumbangan kepada dunia pendidikan, pers, radio, film dan perpustakaan. Dalam rangka itulah diadakan konser-konser (juga konser piringan hitam) yang sering didahului dengan pertunjukan untuk para pemuda. Pertukaran mahasiswa tidak pernah benar-benar terwujud karena pemerintah Indonesia tidak mengimbangi tindakan Belanda dengan mengundang juga mahasiswa Belanda ke Indonesia.
Para artis seperti a.l. pemain piano Walter Gieseking, pemain biola Roberto Ricci, mengadakan pagelaran dan melakukan perjalanan konser di kota-kota besar di Jawa. Yayasan itu juga berhubungan dengan N.I.W.I.N.
Atas prakarsa pemain piano Frans Szabo, dan dengan kerjasama dengan Sticusa, telah dibuka ''Sekolah Musik Jakarta'' (dipimpin oleh Rudy Laban). Dalam bulan Oktober 2002, YAYASAN PENDIDIKAN MUSIK itu merayakan ulang tahunnya yang ke 50 dengan a.l. pagelaran konser di Erasmushuis, bagian dari Kedutaan Belanda.
Karena subsidi dari Nederland dihentikan, STICUSA INDONESIA dibubarkan pada tahun 1956. Setelah itu yayasan tersebut memusatkan perhatiannya pada Suriname dan kepulauan Antilen dan Aruba milik Belanda.
Sumber: ''Groot geld tegen klein geld'' (Uang besar ditukar dengan recehan) (1988) K.B. Den Haag.

|